• Welcome to Milyurder

    Jika Modal kecil Bisa Hasilkan Milyaran mengapa tidak?

  • Mau dapat milyaran dari jualan kaos?

    Klik Gambar.

  • Kaos Milyuner

    Kamu Hanya Perlu Cari 3 Orang RESELLER Kemudian Duplikasikan.

  • Jadilah Pengusaha yang SUKSES

    dengan menguasai materi dan triknya.

Selasa, 16 Agustus 2016

Tax Amnesty

Posted by Unknown 07.34
Anda pasti tahu bahwa akhir-akhir ini pelaku bisnis, investor dan masyarakat umumnya lagi ramai membicarakan tentang Tax Amnesty yang diluncurkan pemerintah untuk mendongkrak pajak.
Dari ngomong-ngomong kelihatannya bakal banyak nih yang memanfaatkan Tax Amnesty, tetapi juga banyak kebingungan, kekhawatiran dan keraguan karena simpang siurnya berita.
Terlepas dari hal-hal yang tampaknya bikin pusing itu, sebenarnya ada peluang besar kalau Anda bisa melihatnya.
Salah satu syarat bagi yang ikut Tax Amnesty adalah uang yang dibawa masuk dari luar negeri ke Indonesia harus diinvestasikan di Indonesia paling tidak 3 tahun. 
Nah ini berita baik karena pasti salah satu yang pasti dapat 'jatah besar' adalah investasi di properti. Banyak investasi, banyak uang yang mengucur ke properti, tentu ini akan membuat pasar properti menggeliat lagi.
Belum lagi, orang-orang yang selama ini menahan diri untuk tidak beli properti karena laporan pajaknya amburadul. Tapi setelah Tax Amnesty mereka jadi lebih leluasa untuk invest lagi di properti. Otomatis harga properti akan naik kembali.
Sehingga kalau selama beberapa waktu terakhir, orang mengeluh tentang ekonomi lesu, dunia properti lagi downtrend dan sebagainya, justru Anda bisa melihatnya sebagai peluang.
Selama beberapa bulan terakhir, tawaran peluang investasi properti Hot Deal terus berdatangan karena banyak orang menjual propertinya dengan harga di bawah pasar karena butuh uang dan lain sebagainya.
Saat Anda sudah menjadi Investor Properti yang Cerdas (seperti lulusan Alumni Property Cash Machine he..he..), Anda akan mampu melihat ada banyak peluang-peluang yang tidak bisa dilihat oleh orang biasa.
Jadi seperti kata-kata Warren Buffet yang terkenal :
Be Fearful When Other Are Greedy AND Be Greedy When Other Are Fearful
yang kurang lebih artinya:
Jadilah penakut saat banyak orang jadi serakah dan jadilah serakah saat banyak orang jadi penakut.
Nah saat ini, banyak orang jadi penakut, mereka khawatir dengan situasi ekonomi, takut investasi dan lain sebagainya. Justru saat-saat seperti inilah banyak peluang itu muncul dan saya percaya trigger naiknya kembali ini adalah Tax Amnesty yang mulai digulirkan awal Juli ini.
Tentu saja.... Butuh kejelian, keahlian dan kemampuan untuk menjadi Investor Properti yang Cerdas sehingga Anda tidak salah investasi. Anda akan membutuhkan bimbingan dan mentoring dari orang yang lebih pengalaman untuk bisa melihat, memilih dan mengelola peluang investasi yang ada sehingga bisa menguntungkan Anda.
Untuk itu saya merekomendasikan beberapa property yang layak untuk anda pertimbangkan
Restoran bagus terletak dijalan utama Seminyak, Bali. Lebar depan 33m. Parking 200m2 untuk pelanggan anda. Semuanya lengkap, jadi anda tinggal ambil alih, dalam beberapa hari saja, anda bisa langsung buka restoran anda, klik gambar untuk detil informasinya.


Leasehold 28 tahun. Lokasi dijalan utama, Villa 3 kamar ini hanya 10 menit jalan kaki ke resto-resto terkenal di Danau Tamblingan, dan juga hanya 10 menit jalan kaki ke pantai. Luas tanah 1200m2, luas bangunan 300m2. 
klik gambar untuk detil informasinya

Villa keren dekat dengan tol laut di Nusa Dua, Bali – mudah dan cepat bagi anda untuk ke bandara, dan ke Sanur/Denpasar. Selesai dibangun pada Januari 2015, villa 3 tingkat ini memilik 5 kamar, dan ada dapur lengkap di setiap tingkat. Cocok untuk buat disewakan atau dihuni sendiri.
klik gambar untuk info lengkapnya.

Hotel bagus berbintang 4 di Bali dijual . Terletak hanya 10km dari bandara, sangat dekat dengan Seminyak dan Legian, hotel ini ada 162 kamar, ball room, spa & gym, dan juga bisnis center. Luas tanah 5000m2, luas bangunan 13,343m2. Silahkan klik gambar untuk info lengkapnya. 

Minggu, 14 Agustus 2016

LAPANGKAN DADAMU JADILAH DANAU

Posted by Unknown 22.32
Seorang guru mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung.
“Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu?” sang Guru bertanya.
“Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya,” jawab sang murid muda.
Sang Guru terkekeh. “Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu.
“Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.
“Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu,” kata Sang Guru.
“Setelah itu coba kau minum airnya sedikit.” Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin.
“Bagaimana rasanya?” tanya Sang Guru.
“Asin, dan perutku jadi mual,” jawab si murid dengan wajah yang masih meringis.
Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan.
“Sekarang kau ikut aku” Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka.
“Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau.” Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan mursyid, begitu pikirnya.
“Sekarang, coba kau minum air danau itu,” kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau.
Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya,
“Bagaimana rasanya?”
“Segar, segar sekali,” kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana . Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah.

Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya.
“Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?”
“Tidak sama sekali,” kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.
“Nak,” kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum.
“Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah.”
Si murid terdiam, mendengarkan.
“Tapi Nak, rasa `asin’ dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya ‘qalbu’(hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau.”
1). Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?
2). Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu
3). Yang memberatkan punggungmu ?
4). Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu ,
5). Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
6). Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
7). Maka apabila kamu telah selesai (KOSONG), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh.  ,
8). Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap
(QS. Alam Nasyrah 1-8)

LAUTAN ITU ADALAH HATIMU

Posted by Unknown 22.26
Pada suatu hari seorang Sufi pergi ke tepi pantai; 
ia menikmati ombak dan berbagai hal yang menarik dilaut. 
Sementara ia melepaskan pandangannya, ombak pun datang dan membawa serta kotoran ke tepi. 
Ia melihat pada saat kotoran jatuh ke laut, ombak datang dan mendorong serta membuangnya ke pantai.


Sufi berpikir, "Mengapa laut yang begitu dalam dan luas perlu menghempaskan kotoran yang begitu kecil ke tepi? Tidak dapatkah laut itu menelannya?" 

Lalu ia bertafakur. Dalam Tafakur itu ia mengerti bahwa jika laut membiarkan setiap kotoran yang jatuh tinggal dalam air, maka kotoran ini lama kelamaan akan menumpuk dan pada suatu ketika akan menutup seluruh lautan dan mencemarinya. 

Ia menyimpulkan bahwa sejak semula lautan pasti telah bertekad tidak akan membiarkan kotoran, debu, atau sampah apa pun juga masuk ke dalamnya, dengan demikian laut tetap bersih dan suci.

Iya, Lautan itu adalah Hatimu.


MENIADAKAN DIRI

Posted by Unknown 22.23
Dalam melaksanakan suatu Ibadah sebagai bentuk penghambaan kita kepada sang Pencipta alam semesta ini, sering kita kesulitan dalam meluruskan niat kita untuk Ikhlas mengharap Ridho Allah, Ikhlas itu adalah memurnikan ketaatan kita hanya kepada Allah, Ikhas mudah di ucapkan tapi sulit untuk di terapkan jadi di sini khatib akan sedikit memberi kiat agar nanti nya kita selalu berusaha untuk ikhlas hanya mengharap Ridho Allah, yakni dengan Meniadakan Diri Sendiri  dari cinta yang berlebihan terhadap diri sendiri dalam semua ibadah yang kita kerjakan,
Sudah menjadi tabi’at kita umat manusia  bahwa “Manusia itu sangat mencintai dirinnya”
Kata-kata itu sering kita dengar, namun dampaknya hanya pembenaran saja. Tidak berdampak lebih untuk mengoreksi diri. bahkan lebih sering kita merasa aman dengan amal-amal yang telah kita kerjakan. Dan lebih parahnya lagi, sudah merasa melakukan sesuatu yang besar  untuk Agama ini. Padahal kalau kita teliti lagi dengan sungguh-sungguh, mungkin amal-amal itu tidak masuk dalam catatan amal para malikat. Mungkin karena niat nya yang salah, atau mungkin karena tata caranya yang tidak benar, atau mungkin nilai dari amal itu yang hanya berupa amal-amal sisa,tidak sedikit dari kita beribadah jika kita merasa sempat saja, namun jika kita sibuk kita tinggalkan ibadah itu, Na’uzubillah min zalik.
Ketahuilah, seusungguhnya musuh yang paling dekat dengan kita adalah diri kita sendiri. Sering kita memikirkan muhuh yang jauh, sehingga sesuatu yang dekat sering kali terabaikan. Seperti yang di jelaskan dalam surah yusuf : 53.
“ dan aku tdak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang di beri Rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhan ku Maha pengampun lagi Maha Penyayang.”
Maka inilah yang layak di jadikan musuh. Musuh terdekat. Karena selama hayat masih dikandung badan,kita akan selalu berhadapan dengan jiwa yang selalu mengajak kepada keburukan.
Orang yang terlalu berlebihan mencintai dirinya tidak akan bisa mencintai orang lain. Apalagi mencintai Allah. Karena konsentrasinya hanya pada diarinya. Fokusnya hanya untuk kesenangan dirinya.
Sampai-sampai saat kita memberi sesuatu, adalah untuk kepuasan diri kita. Bahwa kita telah merasa paling berjasa, bahwa kita telah menolong. Sehingga ucapan terimakasih atas apa yang telah kita berikan akan menjadi penting bagi kita. Sibuk memberi dengan tuntutan sayarat bagi penerimanya “saya akan kasi ini itu tapi syarat nya kamu harus begini begitu” . Tidak ada Allah di dalam dirinya, lupa kita kalau semua itu adalah pemberian yang di titipkan Allah.
Kita juga sering lupa dia bahwa memberi adalah perintah Allah untuk melakukan amal sholeh, dan hanya Allah lah yang membalas semuanya. Kalau kita pikirkan ini, sesungguhnya pantas kalau kita malu pada Allah. Bahwa betapa sering kita di posisi ini. Memberi lalu merasa besar. Padahal tidak ada yang besar selain Allah. Yang  Sedihnya, kata-kata ini sering di ucap dan di tulis namun dalam praktek nya , diri ini yang ingin tampak besar. Kecintaan yang berlabihan terhadap diri sendirilah penyebab dari semua itu.
Kalau kita lintasi sejarah dan kita lihat perilaku para sahabat RA, mereka selalu membuat hati ini tercengang. Bagaimana tidak tercengang, karena setiap yang mereka lakukan selalu hampir tidak masuk akal. Jauh dari jangkauan pikiran. Seperti Sahabat Abu bakar Ass-Siddiq RA beliau rela menyumbangkan seluruh harta nya untuk Fii SabiliLLAH, mungkin beberapa di antara kita  Bukan tidak jarang kita memberi pengemis karena merasa terganggu, agar dia segera pergi dan kita bisa melanjutkan aktifitas. Lalu dengan wajah masam memberi tidak dengan niat membantunya. Namun sekedar agar dia segera hilang jauh dari pandangan kita. Bahkan kita sering berdalih, bahwa dengan memberi pengemis tidak mendidik dan lain-lain. dalih yang semua mungkin benar. Padahal kedatangan orang yang meminta-minta itu membawa berkah bagi kita, karena meraka akan membantu membawakan bekal kita ke Akhirat.  
Ma’asyiral muslimin sidang Jum’at yang di rahmati Allah,
Sudah seharusnya hati kita merasa sedih ketika mengetahui betapa diri kita masih sangat jauh dari Allah. Memberi dengan yang sedikit namun mengharapkan lebih. Cinta diri yang berlebihan “ wahai orang2 yang berIman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebut nya dan menyakiiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfaqkan hartanya karena riya’(pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) batu yang licin yang di atas nya ada debu, kemudian batu itu di timpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak mmemperoleh susuatu apapun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”
Sudah sangat jelas  bagaimana surah Al-Baqarah : 264 mengurai yang biasa kita lakukan, faham zohir dan bathin kita dengan sangat tepat. Sampai-sampai tidak ada yang bisa kita sembunyikan. Mengungkit-ungkit pemberian, berbangga-bangga dengan pemberian, mengharap balasan, rasanya memang tidak tersisia sedikitpun dari yang sudah di kerjakan. Sia-sia karena amal sholeh itu hanya untuk kepuasan diri, bukan untuk Allah. Membentu bukan untuk memenuhi kecintaan kepada Allah, namun membantu sekedar untuk puas akan ucapan terimakasih dari para penerimanya.
Kalau kita melihat para sahabat seperti, umar bin khattab, ustman bin affan, ali bin abi thalib, abdurrahman bin ‘auf dan yang lainnya, mereka Tidak pernah melibatkan dirinya sendiri. Di penuhi disetiap yang di kerjakan karena Allah. Bahkan memberi pun mereka tidak mempedulikan dirinya. Tidak mengharapkan balasan dan ucapan terikasih. Hanya Allah yang di pikirkan. Hanya Allah yang ada di hati.inilah yang seharusnya kita contoh, Bagaimana kita bisa memikirkan Allah, kalau kita selalu memikirkan diri sendiri. Bagaimana sholat ini akan khusu’, kalau kita sibuk memikirkan diri sendiri, lalu akan terlepas rasa khawatir atas kesalahan. Sehingga tak pernah ada rasa salah itu menghinggapi. Sudah merasa benar inilah lah yang perlu kita waspai
Seperti yang apa yang di katakan oleh Imam Syafi’i : “orang-orang yang paling mulia adalah dia yang paling merasa tak punya kemuliaan. Orang yang paling luhur adalah dia yang paling merasa tak punya keluhuran”. Sedangkan kebalikanya seperti yang di gambarkan oleh bisyr ibnu Al- harist :” dia yang yang merasa tak bersalah adalah orang yang paling banyak salahnya.”
Begitulah hadirin sidang Jum’at yang di Rahmati Allah, musuh yang nyata sesungguh nya adalah diri kita sendiri yanki nafsu kita. Seperti nasehat Abu bakar kepada Umar bin khttab ketika akan melantiknya menjadi Khalifah. “wahai Umar” kata Abu bakar, “yang sangat aku hawatirkan dari dirimu adalah nafsu dalam dirimu. Jika engkau  kalah olehnya maka engkau akan lebih kalah  lagi dalam menghadapi yang lainnya. Wahai Umar ingatlah nafsu yang ada dalam dirimu.”


Riya’? Atau Dengki?

Posted by Unknown 05.29
Sebagai anak sosmed banget, gue sering baca-baca status yang bertebaran di sekujur penjuru timeline. Terutama, di facebook atau instagram, karena karakternya kan panjaaaaaaang tuh, jadi kita bisa dapetin “insight” secara komprehensif. Enggak kepotong-potong, seperti twitter yang cuma 140 karakter. Etapiii, saya juga mainan twitter loh. Cuss go follow twitter saya di @nurulrahma yaaah. Hihihi.
Naaah, karena keseringan scrolling facebook, dll, ada satu status yang “kena banget” nih, di hati eikeh. Postingan ini tersebar di beragam sosmed, salah satunya di instagram @indadari. Waktu itu, saya lagi asyik browsing sana-sini pake KOMPUTER yang emang udah jadi soulmate banget.
Lengkapnya, gini bunyi statusnya:
Saya gak pernah merasa terusik, jika ada yang tulis status tentang ibadah atau kebaikan yang tengah ia lakukan.
Saya gak merasa terganggu, jika ada orang nulis status sedang puasa, sedang memberi sedekah atau menyantuni orang yang miskin.
Saya juga gak merasa risih, jika ada yang upload foto tengah membantu korban bencana, foto di depan Ka’bah ato foto menyembelih hewan kurban dengan memajang nama empunya.
Bagi saya, kebaikan dan ibadah itu bernilai positif.
Dan berita tentang hal positif layaknya kita tanggapi dengan positif pula.
Lantas dari mana muncul klaim riya’?
Sedangkan ia adalah amalan hati yang tak diketahui kecuali oleh pelakunya.
Dari mana kita mengetahui bahwa fulan sedang riya’, pamer dan ingin tenar?
Sudahkah kita membedah isi hatinya?
Atau jangan-jangan hati kita saja yang kotor dan mengidap sifat dengki serta hasud saat melihat kenikmatan yang didapat orang lain?
Jadi berbaik-sangkalah saat menilai orang lain.
Syukur-syukur yang ditulis dan di-upload adalah ibadah dan kebaikan.
Bukan keburukan maupun maksiat yang tengah ia kerjakan.
Kecuali jika ingin diterapkan untuk diri sendiri. Misalkan: “Saya gak mau upload foto ini karena takut riya” ya itu sih silahkan silahkan aja…
***
Nah kaaan, maaakjleeeb banget kan?
Iya lo. Ini mewakili suara hati terdalam yang selama ini bertalu-talu dalam kalbu. Sepertinya kita kerap terlalu cepat melabeli seseorang dengan predikat “DASAR RIYA’!” atau “Amal itu hanya urusan kamu dan Tuhan! Ngapain dipamer-pamerin di sosmed!” dan segala macam kenyinyiran tiada akhir itu.
Enggghh, awalnya gue juga kerap terserat untuk ikut men-judge si anu si ono si itu si unu dengan label yang sama.
“Hoalaaah, pengin ngeksis di sosmed pake acara riya’ segala…” dan begitulah dan begitulah.
Hingga kemudian, gue tersadarkan akan satu hal. Sebuah fenomena yang sungguh bikin kita kerap terjerembab dalam rasa sebal yang tak berkesudahan. Sebuah hal yang saking biasanyaaa, seolah-olah ini adalah hal yang normal belaka.
Apakah itu?
Yap. BAHWA MAYORITAS POSTINGAN DI SOSMED/LINIMASA ADALAH HAL-HAL YANG JUSTRU MENJAUHKAN DENGAN AKHERAT KITA.
Oke, saya nggak bikin data statistik yang bener-bener akurat. Secara sepintas lalu aja, kita udah notice banget kok… bahwa terlalu banyak hal-hal hedon alias momen bersenang-senang yang terpampang nyata di sosmed. Daaaan, kita ngerasa fine-fine aja tuh. Misal nih, misal.
“Cek IG kita sist! Banyak koleksi hot pants kekinian yang kece bingits buat #OOTD, bisa kalian pake buat ngedate looh!”
“Kalo lo ngaku jadi anak gahoool, WAJIB HADIR di acara #hajebhajeb di kafe remang-remang cahaya minimalis. Get your exclusive ticket Now!!”
“Hidung Anda kurang mancung? Jerawat tumbuh di sekujur wajah? Jangan khawatir!! Segera hubungi klinik kami, untuk operasi plastik demi wajah kinclong ala artis-artis Korea!”
See??
Pesan-pesan semacam itu bertubi-tubi menyerbu kita. Seolah nggak kenal lelah, mereka membombardir kita dengan aneka iming-iming duniawi nan menggiurkan. Bahwa kita bakal jadi orang yang ngeheitss, setelah mengikuti jejak hedon itu. Bahwa kita akan selalu eksis, manakala semua nafsu duniawi terpenuhi.
Nah. Jika semua hal yang “duniawi” banget aja, begitu jor-joran berkampanye melalui medsos, dan kita ngerasa fine-fine aja…
Lantas… mengapa kita justru cepat “panas” dan menuduh “Dasar Riya!” ketika seseorang mem-posting hal-hal yang berbau ibadah?
Mengapa kita merasa nyinyir laksana nenek sihir tatkala menyaksikan aneka kampanye kebaikan yang bergulir di sosmed?
Enggak adil sama sekali kan?
That’s my point. Ayolah gaes. Jangan mudah kesulut dengan hawa nafsu untuk menuding si anu lagi riya’ whatsoever. Karena dunia kan makin ganas, aneka ajakan untuk berbuat dosa menggerojok dengan begitu deras, tanpa diminta.
Sementara ketika sejumlah pihak malah menyuarakan untuk berbuat baik, tidak sedikit yang justru “mematikan semangat dakwah” dengan menuding ini sebagai Riya’.
Semua itu kembali pada hati. Bersihkan hati, gelontor jiwa yang dahaga. Aneka penyakit hati bisa datang tanpa diundang. Sudah waktunya kita tundukkan jiwa, agar Allah menjaga hati kita, dari invasi penyakit jiwa, yang sungguh mengerikan tiada tara.(*)
Ditulis untuk menyemarakkan #LigaBloggerIndonesia2016

sumber foto: http://www.gratisography.com/#urban
  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube